SEKOLAHNOKEN.COM,- Pencetus pengakuan Noken sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia oleh UNESCO, Titus Pekei Agiyadokii, melakukan kunjungan ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Deiyai, Selasa (15/10/2025).
Dalam kunjungan itu, ia mengajak pemerintah dan masyarakat Deiyai untuk bersama-sama menjaga hutan, membudidayakan pohon penghasil bahan baku Noken, serta menjadikan Deiyai sebagai pusat pelestarian dan pengembangan budaya Papua.
Kehadiran Titus disambut hangat oleh Sekretaris Dinas Budpar, Deki Tekege, bersama sejumlah pejabat bidang, antara lain Moses Mote (Kabid Destinasi Wisata), Afrida Douw (Kabid Pemasaran), Lodek Madai (Kabid Pengembangan Kemitraan Pariwisata), Yanuarius Doo (Kabid Kebudayaan), dan belasan staf lainnya.
“Kedatangan saya bukan hanya untuk penelitian, tapi juga ingin berdiskusi tentang pengembangan pariwisata dan pemajuan kebudayaan di Deiyai,” ujar Titus dalam pertemuan tersebut.
Sebagai tokoh budaya dan pemerhati lingkungan, Titus menegaskan pentingnya pelestarian hutan sebagai sumber utama bahan baku bebi (kulit kayu) untuk pembuatan Noken.
“Noken bisa hilang kalau hutan kita tidak lagi menghasilkan bahan baku untuk pembuatan noken. Karena itu, menjaga hutan berarti menjaga budaya kita sendiri,” tegasnya.
Ia juga mengusulkan agar pemerintah daerah mulai membudidayakan pohon-pohon penghasil bahan baku pembuatan Noken, serta menjadikan Noken bagian dari pendidikan lokal.
Menurutnya, pengajaran tentang Noken seharusnya masuk ke sekolah maupun rumah, karena nilai-nilainya mencerminkan identitas, kemandirian, dan kearifan orang Papua.
Titus bahkan telah menyusun modul pembelajaran Noken yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2013.
Dalam diskusi tersebut, Kabid Destinasi Wisata Moses Mote menambahkan pentingnya pengembangan wisata rohani di Deiyai.
“Peradaban orang Papua di wilayah pegunungan berawal dari Deiyai. Misionaris pertama kali datang melalui wilayah ini. Maka sudah selayaknya Deiyai dikembangkan sebagai destinasi wisata rohani,” ujarnya.
Sementara itu, Kabid Kebudayaan Yanuarius Doo menyampaikan rencana pembangunan Museum Noken Deiyai, mengingat Titus Pekei sebagai putra terbaik Deiyai yang berhasil membawa Noken ke pengakuan dunia.
“Pencetus Noken di UNESCO itu orang Deiyai. Karena itu, sudah waktunya Deiyai memiliki Museum Noken sendiri,” kata Yanuarius.
Menutup pertemuan, Kepala Dinas Budpar Deiyai Marten Pekei menyampaikan apresiasi atas kunjungan dan gagasan yang dibawa Titus Pekei.
“Kami sangat berterima kasih atas kunjungan ini. Ke depan, kami berharap kerja sama dan dukungan Pak Titus untuk pengembangan kebudayaan dan pariwisata di Deiyai,” ujar Marten.(Che)

