Dinas Pendidikan Kabupaten dapat mengedepankan kearifan lokal melalui berbagai strategi yang terintegrasi dalam kurikulum, kebijakan, dan kegiatan sekolah. Berikut beberapa cara konkret:
- Integrasi dalam Kurikulum dan Muatan Lokal
- Menyusun kurikulum muatan lokal berbasis kearifan lokal yang relevan dengan budaya, alam, dan nilai-nilai masyarakat setempat.
- Mendorong sekolah mengajarkan materi seperti bahasa daerah, sejarah lokal, praktik budaya (tarian, tenun, musik tradisional), dan pengetahuan ekologis lokal (seperti Noken di Papua).
- Pelatihan Guru Berbasis Konteks Lokal : Memberikan pelatihan guru agar mampu mengembangkan pembelajaran kontekstual dengan pendekatan budaya lokal, termasuk metode bercerita (storytelling), praktik lapangan, dan pembelajaran kolaboratif.
- Kolaborasi dengan Tokoh Adat dan Komunitas
- Menggandeng tokoh adat, seniman lokal, dan sesepuh untuk mengajar atau berbagi dalam kegiatan pembelajaran.
- Menyelenggarakan forum diskusi bersama masyarakat untuk menggali potensi budaya yang bisa diadopsi di sekolah.
- Festival Budaya Sekolah
- Menyelenggarakan festival budaya lokal tahunan di tingkat sekolah dan kabupaten.
- Mendorong projek siswa yang bertema kearifan lokal, seperti dokumentasi budaya, praktik ekologis tradisional, atau seni tradisional.
- Kebijakan Pendidikan Daerah yang Berbasis Budaya
- Mengintegrasikan kearifan lokal dalam Rencana Strategis Pendidikan Daerah.
- Mengalokasikan anggaran khusus untuk program pendidikan berbasis budaya lokal.
- Digitalisasi dan Dokumentasi : Membangun arsip digital tentang budaya lokal (cerita rakyat, lagu daerah, permainan tradisional) yang bisa digunakan sebagai bahan ajar di sekolah-sekolah.
Ruang Lingkup
- Pembelajaran muatan lokal di jenjang SD, SMP, dan SMA/SMK.
- Pengembangan materi ajar berbasis budaya lokal.
- Kegiatan ekstrakurikuler bertema budaya dan lingkungan.
- Pelibatan tokoh adat, seniman, dan komunitas lokal dalam pendidikan.
Strategi Pelaksanaan
- Pemetaan Potensi Budaya Lokal : Dinas Pendidikan bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan tokoh adat untuk mendata bahasa, tradisi, seni, cerita rakyat, dan kearifan ekologis.
- Penyusunan Kurikulum Muatan Lokal : Penyusunan silabus dan modul ajar berbasis budaya lokal dan Pelatihan guru dalam pengembangan pembelajaran kontekstual.
- Pemberdayaan Sekolah : Sekolah menjadi pusat pelestarian budaya melalui proyek siswa, pameran budaya, dan festival daerah.
- Kemitraan Komunitas dan Lembaga Adat : Kegiatan belajar bersama komunitas: membuat Noken, tenun, menokok sagu, , dll.
(dari berbagai sumber)